Pertama-tama kita mulai belajar merangkak, bahkan ketika teman seusia kita masa itu ada yang sudah bisa berjalan sedangkan kita baru saja mulai belajar merangkak... Orang tua pasti mengkhawatirkan kita.
Setelah kita berhasil merangkak maka naluri kita akan melangkahkan kaki kita untuk mulai berjalan... tertatih-tatih bahkan berkali-kali terjatuh. Tetapi semakin sering kita terjatuh semakin pula keras usaha untuk bisa berjalan.. Karena apa ??? Karena jatuh itu sakit, kalau kita bisa berjalan maka tidak akan sesering ini terjatuh....
Mulailah kita bisa berjalan, dan kaki ini pun mulai pula tak mau diam... melangkah kesana kemari tak perduli yang kita lewati jalanan seperti apa sehingga sering kali membuat orang tua khawatir karena takut kita jatuh... Ya,,, bisa dibilang lagi senang-senangnya karena baru bisa berjalan nih...
Lancar dan lelah berjalan mulai deh berlari... setiap hari selalu ada sesuatu peningkatan pada diri kita, hingga akhirnya kita mulai mencoba untuk belajar mengendarai sebuah kendaraan.
Begitu pula dalam sebuah hubunga... dimulai dari kenalan lalu berteman (ibaratnya dari belajar merangkak kemudian belajar berjalan) ... ya pasti adalah kompli-komplik dikit.. kemudian beranjak menuju hubungan yang lebih jauh lagi (zaman sekarang sering disebut pacaran, kaka-adikan, atau TTMan, dan lainnya) akan mulai deh bermunculan masalah-masalah yang baru yang mungkin sebelumnya belum dialami (nah pada masa ini kaya kita baru belajar berlari, yang tadinya berjalan hanya butuh menjaga keseimbangan badan dan menghindari benda-benda yang dapat membuat kita terjatuh, setelah berlari maka keseimbangan badan akan lebih sulit lagi. intinya masalah mulai mendetail lagi).
Mulailah kita bisa berjalan, dan kaki ini pun mulai pula tak mau diam... melangkah kesana kemari tak perduli yang kita lewati jalanan seperti apa sehingga sering kali membuat orang tua khawatir karena takut kita jatuh... Ya,,, bisa dibilang lagi senang-senangnya karena baru bisa berjalan nih...
Lancar dan lelah berjalan mulai deh berlari... setiap hari selalu ada sesuatu peningkatan pada diri kita, hingga akhirnya kita mulai mencoba untuk belajar mengendarai sebuah kendaraan.
Begitu pula dalam sebuah hubunga... dimulai dari kenalan lalu berteman (ibaratnya dari belajar merangkak kemudian belajar berjalan) ... ya pasti adalah kompli-komplik dikit.. kemudian beranjak menuju hubungan yang lebih jauh lagi (zaman sekarang sering disebut pacaran, kaka-adikan, atau TTMan, dan lainnya) akan mulai deh bermunculan masalah-masalah yang baru yang mungkin sebelumnya belum dialami (nah pada masa ini kaya kita baru belajar berlari, yang tadinya berjalan hanya butuh menjaga keseimbangan badan dan menghindari benda-benda yang dapat membuat kita terjatuh, setelah berlari maka keseimbangan badan akan lebih sulit lagi. intinya masalah mulai mendetail lagi).
Mulailah rasa letih, lelah dan ada sebagian yang terjatuh pada titk jenuhnya. Dimana untuk bangkit dari masa jenuh setiap orang akan terjadi pada periode yang berbeda dengan kecepatan yang fleksibel pula. kalau sudah jatuh pada masa-masa ini tidak sedikit pula diantaranya memilih mengakhiri hidupnya. Namun mereka yang mampu mengatasi ini dengan baik maka mereka akan berhasil berlari dan sekarang mulailah memberanikan diri untuk belajar menggunakan sebuah kendaraan (dalam hubungan masa ini kita mulai masuk pada hubungan serius atau dapat dikategorikan dalam pernikahan).
Masalah yang akan muncul akan lebih kompleks lagi, akan ada masalah yang mungkin serupa hanya tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Ketika kita belajar berkendaraan maka cara cepat kita belajar ya kita harus bersabar dan rajin mengulang, lalu kita melakukannya dengan santai jangan gegabah dan jangan dengan emosi harus dengan penuh kesabaran dan kesabaran penuh bukan ? atau justru kita akan gagal dan bahkan kita akan celaka.
Nah ketika dalam suatu hubungan kita mengalami masalah maka kita bisa menggunakan teori tersebut untuk pemecahannya. Jangan langsung mengagungkan emosi dan jangan langsung terjun kejurang keputusasaan, tetapi cobalah untuk bersabar dan gunakan penglaman-pengalaman untuk menemukan titik pemecahan, pastinya berfikirlah dalam keadaan kenyang heheehehhee.... karena kalau lapar yang ada kepala puyeng dan emosi meningkat 100 %. Kesadaran penuh dan penuh kesadaran adalah dua kata yang mirip namun makna yang berbeda. nah kedua hal tersebut sangat perlu untuk kita gunakan dalam pemecahan masalah. jadi jangan berputus asa dengan masalah, masalah itu ada untuk memberikan pelajaran kepada kita dan meningkatkan kecerdasan kita.
kalau tidak ada problem, maka otak kita akan jarang berfikir karena perjalanan hidup yang flat saja tidak akan memberi kesan yang spesial ibarat minum kopi tanpa kopi, ga ada rasanya kan...
sesuai dengan sabda nabi bukan mulai dari dalam buaian sampai keliang lahat kita wajib belajar.
Secara naluri kita memang terus belajar bukan ??? belajar itu artinya luas loh.. bukan hanya belajar di dalam kelas saja. permasalahan yang kita hadapi juga merupakan pelajaran, pelajaran untuk pendewasaan dan pelajaran untuk peningkatan daya fikir. jadi masalah dalam hubungan itu biasa :D :D
kalau tidak ada problem, maka otak kita akan jarang berfikir karena perjalanan hidup yang flat saja tidak akan memberi kesan yang spesial ibarat minum kopi tanpa kopi, ga ada rasanya kan...
sesuai dengan sabda nabi bukan mulai dari dalam buaian sampai keliang lahat kita wajib belajar.
Secara naluri kita memang terus belajar bukan ??? belajar itu artinya luas loh.. bukan hanya belajar di dalam kelas saja. permasalahan yang kita hadapi juga merupakan pelajaran, pelajaran untuk pendewasaan dan pelajaran untuk peningkatan daya fikir. jadi masalah dalam hubungan itu biasa :D :D